Postingan

Sepotong Kalimat Ulang

 Malam itu, aku ingin meminta maaf kepadamu, karena aku selalu melontarkan pertanyaan ini kepadamu, "aku sama mantan kamu kira kira cantik siapa?", atau gini deh.. "aku sama selebgram ini cantik siapa?".. alih alih aku kembali menanyakan setiap kamu posting teman, yg entah kamu kenal atau tidak, sangking cantiknya paras si dia, kamu posting di story whatsapp kamu. Terkadang, aku kesal. Sempat terbesit, Bagaimana caraku bisa secantik itu? mungkin kamu sangat terpesona dengan kemolekan itu. Sehingga apa yang kamu lakukan kadang membuatku merasa merendah. Mungkin aku kurang ini kurang itu. Pertanyaan pertanyaan yang sering kuulang, ditambah kadang setiap menjelang tidur kuucapkan kata yang sama.. "selamat malam, jangan lupa wudhu, minum anget, berdoa, mimpi indah" Harap harap suatu saat jika aku memiliki seorang anak, aku bisa melatih perluas kesabaranku lebih jauh. Mungkin nanti bukan aku yang akan bertanya berulang ulang kepadamu, tapi anak kamu sendiri ...
Gambar
    Ini bukan masalah pisah atau bukan. Bukan juga masalah lanjut atau bukan. Jika berbicara tentang pisah, Hatiku dan hatimu sudah pasti sudah pisah sejak kemarin itu kan..? Jawab saja tidak, jika menurutmu bukan. Semoga aku senang mendengarnya. Kata kata yang kuharapkan keluar dari pikiranmu.     Kamu tau, senja itu-hingga mungkin sampai saat ini kamu membaca ceritaku. Aku masih dalam kebimbangan. Berhenti ditengah jalan, mendadak sesak. Kamu tiba tiba saja menghilang. Sontak aku mendadak tidak tau arah. Di depan ada banyak duri. Jika aku masih melangkah, kamu tidak ada. Kamu. Iya kamu, Petaku. Jika aku berhenti, sudah jelas aku tertabrak. Atau bahkan menyalahi aturan-Putar Balik. Aku diam, Duduk ditrotoar. Sambil menunggu kamu. Beberapa kali memang ada orang lain yang menawarkan tumpangannya. Tapi aku tetap bersikukuh menunggu kamu. Petaku. Tidak sama dengan peta mereka.     Siang itu aku duduk, berharap kamu hadir. Waktu sudah mulai berjalan, seben...
Gambar
Candu dalam senja .     Malam itu.... Malam malam yang mungkin nggak akan pernah bisa aku lupain setelah malam yang kesekian kalinya aku tidak bisa tidur.     Kamu... Ada apa dengan kamu? Semakin kesini, semakin bingung aku dengan sikapmu. Semakin aneh. Semakin membuatku benar benar tidak karuan.     Rasanya aku memang sudah berbuat salah denganmu, sehingga rasa salah itu selalu membayangiku. Sekarang, kedekatan kita semakin berjarak. Bahkan lebih berjarak dari kedekatan kita saat aku masih di asrama dulu. Rasanya malam itu aku benar benar ingin menghukum diriku sendiri. Kita pada difase berapa? Hingga luka ini benar benar masih tak menemukan titik ujungnya. Semakin jauh, kisah kita semakin rumit. Kita beda. Perbedaan itu.... Aku tidak tau siapa yang menciptakannya lebih dulu. Namun, jujur... Aku sangat membencinya. Dan dari caramu berbeda dalam menyikapiku, aku malah semakin membenci diriku sendiri. Seandainya kata "Pergi" lebih mudah dari yang kubaya...
Akhir itu Kamu.     Pagi itu sembari menuliskan namamu dalam buku agendaku, Aku memikirkan suatu hal. Dimana.. mungkin hanya hatiku yang tau. Berusaha fokus dengan apa yang kutulis, Lagi lagi aku tidak bisa mengalihkan perhatianku dari pikiranku.    16, Desember 2017    Satu.    Aku, saat itu masih di asrama, memendam rindu yang entah sampai kapan bertemu dengan muaranya. Jujur, Aku benar benar ingin cepat lulus, Cepat keluar, Ingin cepat cepat beristirahat dengan lelahnya peraturan yang tak pernah bosan memperingatiku itu. Sumpek. Begitu bahasa kasarnya.     Kamu, beberapa bulan yang lalu. Telah menyembuhkan sedikit rasa gelisahku, Rasa bosanku pada suasana di asrama. Kamu menyembuhkan segalanya. Aku pikir, kala itu, mungkin ini hanya akan bertahan sebentar. Perasaan kamu, chat kamu, pesan pesan kamu di instagram. Bayangku, tidak sampai satu bulan kamu toh bakal pergi meninggalkan aku. Sama seperti manusia manusia itu. Bayan...
55.845 Detik Bersamamu Part 4     Aku dan Jejak Rindu.     Pukul tujuh lewat tiga puluh menit, Mentari mulai beranjak dari tempat persembunyiannya. Menyorotkan sinar hangatnya ketubuhku. Terik mulai panas, Menghangatkan kakiku yang kaku. Awan mulai menyingkir dari balik gunung sumbing dan sindoro sehingga aku bisa lebih leluasa melihat dengan mata telanjang. Seakan akan awan putih mempersilahkan mataku untuk menikmati indahnya gunung yang sedang kutatapi pagi itu.      Kami segera mengemasi barang barang yang tadi kami keluarkan. Bergegas untuk turun kembali ke tempat tenda bermukim. Untuk turun menuju pos tiga, tempat kami mendirikan tenda, Aku tidak perlu susah payah dibantu kembali oleh dia untuk melewati jalan yang rupanya benar benar tak menarik sama sekali. Bahkan aku bisa sedikit berlari untuk melaluinya. Tapi saat bertemu dengan jalan tanjakan yang aku lewati saat hendak kemari, Niat untuk berlari aku urungkan. 'Ya kali aku lari disi...
55.845 Detik Bersamamu Part 3     Aku dan Genggaman Tanganmu.         Aku terbangun kaget oleh alarm hpku. Kubuka mataku perlahan. Pukul setengah dua. Udara malam memang dingin. Lebih dari dingin. Kunaikkan Sleeping Bag-ku yang hampir merosot. Ku hempaskan kain songketku ke kepalaku...  Tambah dingin. Karena songketku sudah keduluan terkena udara dingin. Aku kembali tidur.         Aku tau,tengah malam itu alarm jam serta alarm hpku sudah berbunyi lebih dari tiga kali. Aku terbangun pada alarm terakhir. Pukul dua malam lewat enam belas menit. Kubangunkan Elfa malam itu juga, Kata para rombongan kaum adam, Pukul dua kami harus melanjutkan pendakian hingga sampai ke puncak bisa melihat sun-rise.       Aku membangunkan Elfa lebih dari tiga kali. Jawabannya sama sekali tidak memuaskan. "apa sih..  Ngantuk tauk, tidur ah..  Malem ni..  Duh,, besok aja pipisnya, dingin nih" Kurang lebih seperti itu...
55.845 Detik Bersamamu Part 2     Aku dan Bingungku.     Bismillahirrahmanirrahim....  Jujur, ini kali pertamanya aku mendaki gunung. Dan aku tidak akan pernah tau apa itu mendaki kecuali jika kali ini aku berhasil.   Udara malam mengusikku untuk tetap bertahan dalam dinginnya kabut. Suara jangkrik semakin lama semakin berisik,  sesekali juga lambat laun mulai pelan. Semak semak yang saling bercengkerama membuatku tersenyum. Kacamataku berembun, Ah aku senang, Hari ini aku berjalan sejajar dengan orang yang ku sayang dibarisan paling belakang. Teman temanku ada tiga, dan teman teman dia ada empat, semuanya didepan berjalan mendahuluiku.     Nyatanya semakin lama langkah kaki ini menginjakkan disetiap pijakannya yang mulai keatas, Beban berat ditasku memaksa aku untuk lemah. Aku tau, Pasti air minum yang membuatku keberatan.     "Fa...  Air minum aku buang ya..  Lagian diatas masih ada air, besok aku ganti deh." uja...