BUKAN INSTRUKTUR BIASA


PARADIGMA INSTRUKTUR KEMBAR
            Semalam, Aku masih ingat kata kata instrukturku. Ya, Paradigma,kata yang sebelumnya belum pernah aku dengar. Kalau tidak salah dalam arti semacam mindset atau cara berfikir orang. Em ... cara sudut pandang orang berbeda-beda, Begitu maksudnya. Sebenarnya bukan itu yang bikin aku tertarik. Tapi sosok yang mengatakannya, Siapa lagi jika bukan instruktur itu. Aku baru sadar bahwa dia adalah seorang penulis. Eh, bukan ! yang benar ialah calon penulis. Semoga saja karya-karyanya dikabulkan. Ah Aminnn...
            Namanya Emir Joesdi, Itu instrukturku. Itu bukan namanya, Hanya nama penulis saja kok. Aku heran dia bisa-bisanya memberikan akun blog yang sama sekali tidak ada isinya di dalamnya. Kecewa? So, Pasti ... Awal perkenalan dengannya, Entahlah mungkin suatu saat nanti akan menjadikan sebuah history dalam perjalanan hidupku ini. Awal perkenalan yang mengesankan menurutku. Semua diawali dengan ketika aku ingin mengikuti Program Intermediate Training (INTRA) dalam organisasi Pelajar Islam Indonesia. Aku harus ikut pendaftaran yang dibagi menjadi tiga bagian. Diantaranya Wawancara, Tes BTA, Serta pengisian formulir. Karena bingung yang mana aku harus duluan mengikuti tes itu, Akhirnya aku dipanggil untuk mengikuti wawancara yang dulu (Uhg, Betapa sebalnya aku) Karena aku pikir saat itu (Kang Irham :yang mengetes wawancara) Ia mempunyai wajah yang menyeramkan. Ada kumis dan jenggotnya mungkin itu yang bikin aku merasa sedikit nggak yakin dan merasa takut. Ia lumayan lucu saat kukatakan padanya bahwa sebenarnya aku merasa takut berda di dekatnya. Eh,dia sendiri yang takut kepadaku. Aku masih ingat dengan jelas ketika aku mengatakan bahwa, entahlah mungkin aku mengatakan kepadanya jika aku takut dengan pertanyaan. Karena pada saat itu, Bukannya tetap mewawancaraiku dengan banyak pertanyaan ia malah memberikan suatu pernyataan dan ia menyuruhku untuk menanggapi, bukankah itu sama saja noh? Aku memang salah menilainya sebagai orang yang terlalu buruk dan menakutkan toh malahan sebaliknya, Ia begitu santai, Lucu, Bahkan sama sekali tidak bikin aku merasa takut. Tidak lupa juga sebelumnya aku menanyakan siapa nama instrukturku yang barusan mewawancaraiku kepada peserta akhwat yang lain, Akhwat itu mengatakan jika namanya ialah Kang Irham.
            Setelah siangnya melakukan tes pendaftaran, Nah, Malamnya kelas sudah bakalan dimulai. Beberapa hari setelah program kelas atau lokal dijalankan. Aku baru saja sadar, Sosok orang yang menjadi instruktur di lokalku mirip dengan Kak Irham. Yang membedakan adalah wajahnya bersih tanpa kumis maupun jenggot. Emm... Saat itulah aku menjadi penasaran siapa orang itu. Kalau kata teman-teman peserta sih namanya adalah Emir. Setelah melakukan penyelidikan siapa orang itu sebenarnya, Aku baru saja sadar saat Kang Pujo(instruktur tamu,itu pun namanya kalau gk salah lho ya) mengatakan bahwa nama dari Instrukturku ialah Irham. Aku sendiri jadi bingung. Fikirku saat itu bahwa instruktur tamu itu sama sama salah sepertiku. Dan yang kedua pada saat itu juga Yunda Fara (delegasi sekaligus panitia dari temanggung) datang mengunjungi lokasi intra ini. Ya, pada saat itu aku bertanya kepadanya siapa itu Kang Emir dan siapa itu Kang Irham. Ternyata Kang Irham dan Kang Emir itu adalah satu orang. Nah dari sini aku baru saja sadar bahwa aku sedang dikerjain kang Alvin (salah satu peserta INTRA) dan peserta yang lain. Ciahhh suerr, Waktu itu aku ngerasa banget lagi dikutuk. Bener-bener sebel banget aku sama seluruh peserta Intra. Tapi semua itu tidak menjadikan aku menjadi benar benar sebel. Karena semua itu aku jadi memiliki sebuah History. Coba kalo tidak begitu. Mungkin saat ini aku hanya berdiam diri di depan laptopku dan aku sedang kebingungan memikirkan aku akan menulis cerita apa malam hari ini. Dan mungkin ini yang dinamakan PARADIGMA mengenai wajah Kang Emir-Irham.
            Dari sini aku juga ingin mengucapkan banyak terimakasih.Terutama untuk Kang Emir Joesdi, Instruktur utamaku yang mengajarkan banyak ilmu. Dan aku juga ingin bilang bahwa aku masih ingat semuanya yang ada di intra. Aku masih ingat, benar-benar masih ingat. Supaya Kang Emir tidak menganggapku amnesia (wkwkwk) (JANGAN LUPA BELI SENDAL KANG!). :)
Makasih juga untuk asisten Kang Emir (upz) Kang Dedi, Yang senang menertawakaku dan terutama ilmu-ilmunya juga yang telah diajarkan kepada kami, Para peserta intra. Hhehe. Untuk Kang Alvin dkk. Makasih atas warna warni Intra, Terimaksih sudah bikin aku selalu kebingungan setengah hidup.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Instruktur, "Berikan aku sajak"

Karena Tuhan, Tak Kenal Aku