55.845 Detik Bersamamu
Part 1.
Aku dan Agenda
Sabtu, 4 Mei 2019Bertepatan 2, Sya'ban 1440 H (2 hari sebelum puasa Ramadhan 1440 H)
Aku berdiri sembari memikirkan apa saja yang belum lengkap masuk kedalam tas Carrierku. Lama setelah itu, Aku tersenyum. Sempurna. Ujarku dalam hati.
Selepas kutunaikan sholat asarku, Aku bersiap siap meletakkan tas carrierku yang sudah siap itu ke motor varioku.
"Sa? Obat sudah dibawakan? Pokoknya kalo kamu capek atau sakit, bilang aja ya... Jangan diem aja" kata Elfa seraya memegang pundakku. Menatapku dengan khawatir.
"Iya halah.. Santai, Kuy.. "
Setelah semua benar benar sudah siap. Aku, Elfa, dan kedua adik kelasnya bergegas pergi.
Ya. Gunung Prau via wates, itu menjadi tujuan liburan sebelum ramadhan. Sekaligus agenda yang sudah kupersiapkan dengan dia. Lelaki itu. Pilihanku. Sedikit heran, apakah ini akan berjalan dengan lancar atau bukan. Masalahnya, setiap apa pun yang aku rencanakan selalu jarang dilaksanakan.
Bismillah...
Kata dia, Dia tengah menungguku di Jumo, atau entah aku yang akan menunggunya nanti. Jumo adalah salah satu daerah yang akan kami lewati menuju basecamp pendaki. Sengaja aku melewati daerah itu, agar tidak terlalu pusing putar balik. Singkat cerita, Alhasil aku dimanipulasi oleh 1 rombongan yang sama sama akan mendaki. Aku pikir mereka adalah rombongan yang tengah menungguku. Rombongannya maksudku. Ternyata bukan. Bahkan aku kesasar menuju jalan ke wappit, salah satu objek wisata di Temanggung, tepatnya di Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Padahal, untuk menuju basecamp wates melewati Wonoboyo, Daerah ini lain lagi dengan arah Wappit. Sudahlah. Tak perlu aku jelaskan panjang lebar. Karena pada dasarnya, Cerita indah yang aku sampaikan bukan nama nama daerah Temanggung. Hehe.
Setelah beberapa menit mengalami gangguan. Akhirnya aku dan dia bertemu di depan SMA candiroto, Arah yang tepat menuju Wonoboyo. Mau lengkapnya, silahkan cari di google maps. Karena rombonganku dan rombongan dia sudah bertemu, Kami sama sekali tak berhenti untuk membicarakan sesuatu. Kami langsung berangkat menuju basecamp pendakian via wates.
Alangkah terkejutnya aku dan Elfa. Melihat serta merasakan jalan yang kami lewati benar benar jalan yang sangat indah. Sehingga aku sempat suudzon. Tau kan? Aku tak benar benar mengucapkan bahwa itu benar indah. Huh. Setiap kali melewati tanjakan dengan tikungan yang amat tajam, aku beristighfar sembari mengucapkan "Ya Allah, sungguh aku belum nikah" nah lo... Hehehe. Dasar aku.
Setelah sampai di basecamp via wattes, sungguh hatiku yang kacau melihat jalan begitu rumitnya langsung lega. Menghela nafas, serta menggerakkan tanganku yang setengah kebas.
"Tadi hampir nabrak orang kan?" ujar dia. Iya dia. Sosok itu.
Aku diam. Bukan karena rasa bersalahku. Tapi... Aku kangen. Rasanya ingin sekali aku mendekat kemudian menyampaikan beberapa kata, Kalau aku kangen. Sungguh, berapa lama kita tidak berjumpa dengan bebas seperti ini? Tanpa harus tak sengaja bertemu. Sebulan? Dua bulan? Tiga bulan? Ah... Menyebalkan sekali kamu ini. Tapi semua itu aku urungkan. Bukan apa apa. Lidahku kelu. Melihat secara langsung dia menghampiriku saja, Aku hendak menangis haru. Tapi aku tetap diam.
"Yok Fa!"
Elfa mengangguk. Membawa carrier yang isinya mungkin setengah ton itu. (dasar berlebihan) hehe.
Kami berempat memasuki basecamp.
Brukkk.
Kulepaskan Tasku kelantai. Ini berat banget,gumamku. Lantas terpikir lagi yang enggak enggak olehku. Apa aku bisa? Ini berat. Aku nggak mungkin sampai puncak. Aduh, lagian aku sih bawa banyak minum.
"Nanti barangmu pindah ke tasku aja, atau nggak biar dibawa mereka." ujar dia dengan tersenyum.
Aku diam. Enggak. Aku harus bawa sendiri. Aku kuat. Jangan remehkan aku. Akan kubuktikan, Suatu saat apa pun yang aku hadapi, aku benar benar kuat.
Sementara Elfa, dia sangat ceria, sifatnya yang friendly membuat semua yang belum kenal dengannya menjadi kenal tanpa gengsi. Begitulah Elfa. Sahabatku. Sahabat dengan segala sikap.
Komentar
Posting Komentar