Postingan

Menampilkan postingan dari 2019
Gambar
    Ini bukan masalah pisah atau bukan. Bukan juga masalah lanjut atau bukan. Jika berbicara tentang pisah, Hatiku dan hatimu sudah pasti sudah pisah sejak kemarin itu kan..? Jawab saja tidak, jika menurutmu bukan. Semoga aku senang mendengarnya. Kata kata yang kuharapkan keluar dari pikiranmu.     Kamu tau, senja itu-hingga mungkin sampai saat ini kamu membaca ceritaku. Aku masih dalam kebimbangan. Berhenti ditengah jalan, mendadak sesak. Kamu tiba tiba saja menghilang. Sontak aku mendadak tidak tau arah. Di depan ada banyak duri. Jika aku masih melangkah, kamu tidak ada. Kamu. Iya kamu, Petaku. Jika aku berhenti, sudah jelas aku tertabrak. Atau bahkan menyalahi aturan-Putar Balik. Aku diam, Duduk ditrotoar. Sambil menunggu kamu. Beberapa kali memang ada orang lain yang menawarkan tumpangannya. Tapi aku tetap bersikukuh menunggu kamu. Petaku. Tidak sama dengan peta mereka.     Siang itu aku duduk, berharap kamu hadir. Waktu sudah mulai berjalan, seben...
Gambar
Candu dalam senja .     Malam itu.... Malam malam yang mungkin nggak akan pernah bisa aku lupain setelah malam yang kesekian kalinya aku tidak bisa tidur.     Kamu... Ada apa dengan kamu? Semakin kesini, semakin bingung aku dengan sikapmu. Semakin aneh. Semakin membuatku benar benar tidak karuan.     Rasanya aku memang sudah berbuat salah denganmu, sehingga rasa salah itu selalu membayangiku. Sekarang, kedekatan kita semakin berjarak. Bahkan lebih berjarak dari kedekatan kita saat aku masih di asrama dulu. Rasanya malam itu aku benar benar ingin menghukum diriku sendiri. Kita pada difase berapa? Hingga luka ini benar benar masih tak menemukan titik ujungnya. Semakin jauh, kisah kita semakin rumit. Kita beda. Perbedaan itu.... Aku tidak tau siapa yang menciptakannya lebih dulu. Namun, jujur... Aku sangat membencinya. Dan dari caramu berbeda dalam menyikapiku, aku malah semakin membenci diriku sendiri. Seandainya kata "Pergi" lebih mudah dari yang kubaya...
Akhir itu Kamu.     Pagi itu sembari menuliskan namamu dalam buku agendaku, Aku memikirkan suatu hal. Dimana.. mungkin hanya hatiku yang tau. Berusaha fokus dengan apa yang kutulis, Lagi lagi aku tidak bisa mengalihkan perhatianku dari pikiranku.    16, Desember 2017    Satu.    Aku, saat itu masih di asrama, memendam rindu yang entah sampai kapan bertemu dengan muaranya. Jujur, Aku benar benar ingin cepat lulus, Cepat keluar, Ingin cepat cepat beristirahat dengan lelahnya peraturan yang tak pernah bosan memperingatiku itu. Sumpek. Begitu bahasa kasarnya.     Kamu, beberapa bulan yang lalu. Telah menyembuhkan sedikit rasa gelisahku, Rasa bosanku pada suasana di asrama. Kamu menyembuhkan segalanya. Aku pikir, kala itu, mungkin ini hanya akan bertahan sebentar. Perasaan kamu, chat kamu, pesan pesan kamu di instagram. Bayangku, tidak sampai satu bulan kamu toh bakal pergi meninggalkan aku. Sama seperti manusia manusia itu. Bayan...
55.845 Detik Bersamamu Part 4     Aku dan Jejak Rindu.     Pukul tujuh lewat tiga puluh menit, Mentari mulai beranjak dari tempat persembunyiannya. Menyorotkan sinar hangatnya ketubuhku. Terik mulai panas, Menghangatkan kakiku yang kaku. Awan mulai menyingkir dari balik gunung sumbing dan sindoro sehingga aku bisa lebih leluasa melihat dengan mata telanjang. Seakan akan awan putih mempersilahkan mataku untuk menikmati indahnya gunung yang sedang kutatapi pagi itu.      Kami segera mengemasi barang barang yang tadi kami keluarkan. Bergegas untuk turun kembali ke tempat tenda bermukim. Untuk turun menuju pos tiga, tempat kami mendirikan tenda, Aku tidak perlu susah payah dibantu kembali oleh dia untuk melewati jalan yang rupanya benar benar tak menarik sama sekali. Bahkan aku bisa sedikit berlari untuk melaluinya. Tapi saat bertemu dengan jalan tanjakan yang aku lewati saat hendak kemari, Niat untuk berlari aku urungkan. 'Ya kali aku lari disi...
55.845 Detik Bersamamu Part 3     Aku dan Genggaman Tanganmu.         Aku terbangun kaget oleh alarm hpku. Kubuka mataku perlahan. Pukul setengah dua. Udara malam memang dingin. Lebih dari dingin. Kunaikkan Sleeping Bag-ku yang hampir merosot. Ku hempaskan kain songketku ke kepalaku...  Tambah dingin. Karena songketku sudah keduluan terkena udara dingin. Aku kembali tidur.         Aku tau,tengah malam itu alarm jam serta alarm hpku sudah berbunyi lebih dari tiga kali. Aku terbangun pada alarm terakhir. Pukul dua malam lewat enam belas menit. Kubangunkan Elfa malam itu juga, Kata para rombongan kaum adam, Pukul dua kami harus melanjutkan pendakian hingga sampai ke puncak bisa melihat sun-rise.       Aku membangunkan Elfa lebih dari tiga kali. Jawabannya sama sekali tidak memuaskan. "apa sih..  Ngantuk tauk, tidur ah..  Malem ni..  Duh,, besok aja pipisnya, dingin nih" Kurang lebih seperti itu...
55.845 Detik Bersamamu Part 2     Aku dan Bingungku.     Bismillahirrahmanirrahim....  Jujur, ini kali pertamanya aku mendaki gunung. Dan aku tidak akan pernah tau apa itu mendaki kecuali jika kali ini aku berhasil.   Udara malam mengusikku untuk tetap bertahan dalam dinginnya kabut. Suara jangkrik semakin lama semakin berisik,  sesekali juga lambat laun mulai pelan. Semak semak yang saling bercengkerama membuatku tersenyum. Kacamataku berembun, Ah aku senang, Hari ini aku berjalan sejajar dengan orang yang ku sayang dibarisan paling belakang. Teman temanku ada tiga, dan teman teman dia ada empat, semuanya didepan berjalan mendahuluiku.     Nyatanya semakin lama langkah kaki ini menginjakkan disetiap pijakannya yang mulai keatas, Beban berat ditasku memaksa aku untuk lemah. Aku tau, Pasti air minum yang membuatku keberatan.     "Fa...  Air minum aku buang ya..  Lagian diatas masih ada air, besok aku ganti deh." uja...
55.845 Detik Bersamamu  Part 1.  Aku dan Agenda Sabtu, 4 Mei 2019 Bertepatan 2, Sya'ban 1440 H (2 hari sebelum puasa Ramadhan 1440 H)      Aku berdiri sembari memikirkan apa saja yang belum lengkap masuk kedalam tas Carrierku. Lama setelah itu, Aku tersenyum. Sempurna. Ujarku dalam hati.     Selepas kutunaikan sholat asarku, Aku bersiap siap meletakkan tas carrierku yang sudah siap itu ke motor varioku.      "Sa?  Obat sudah dibawakan?  Pokoknya kalo kamu capek atau sakit, bilang aja ya...  Jangan diem aja" kata Elfa seraya memegang pundakku. Menatapku dengan khawatir.      "Iya halah..  Santai, Kuy.. "      Setelah semua benar benar sudah siap. Aku, Elfa, dan kedua adik kelasnya bergegas pergi.       Ya. Gunung Prau via wates, itu menjadi tujuan liburan sebelum ramadhan. Sekaligus agenda yang sudah kupersiapkan dengan dia. Lelaki itu. Pilihanku. Sedikit...
Dalam Detakan Waktu Yang Sama       Temanggung, 4 Mei 2018     Ramai lalu lalang sepeda motor serta mobil. Tapi, aku menikmatinya. Ah sebentar lagi aku akan bertemu dengannya, Sungguh aku rindu. Tidak -tidak, aku harus jaga perasaan ini sampai lulus besok.     Tetap saja ngeyel . Aku rindu pokoknya. Titik.     Ah...  Padahal aku hanya sahabatnya, bagaimana jika di sekolahnya dia sudah.... Huss ngaco ah. Tapi, Bagaimana jika itu benar?  jangan dong . Kapan sih aku bakal bener bener memiliki perasaan ini tanpa harus campur hati dengan wanita lain. Beberapa hari yang lalu, kawanku, Linda memberikan pendapat tentang sosok aku.     "Gimana bisa kamu bakal dapet laki laki, kamu itu terlalu takut. Terlalu over protectif, siapa coba yang mau sama kamu? Nggak ada!" begitu katanya.      Aku sedikit mengelak,        "Ya kalo cemburu apa itu nggak wajar lin, aku cuma nggak ter...
Detak Jantung di Telomoyo Waktu itu, tepat 6 Juli 2017..  Ketika yang lain menoleh kebelakang, karena aku berjalan tepat paling akhir sendiri.   "Bener gk capek?"      Aku yang waktu itu greget, bagaimana tidak? tiap 3 menit sekali, kalian harus menanyakan kalimat yang sama. Ya kali... kalo nanya berbobot sedikit gitu. Misalnya, kapan nikah. hehe-     Alhasil aku cuma menjawab "ah enggak..  Masak gini aja capek toh bentar lagi sampe kan?"  kalian semua saling berpandangan, Dengan muka kalian yang super aneh itu, aku bisa memastikan bahwa apa yang kalian katakan dalam hati itu kurang lebih begini  Apanya baru sampe? orang baru mulai jalan, setengah perjalanan aja nggak ada,  Aku menghela nafas. Tersenyum, memberikan aroma ekspresi bahwa aku baik baik saja sekaligus berkata aku cuma bercanda.   Lantas mereka kemudian membalikkan posisi bersiap untuk melangkah selangkah demi selangkah ke depan. Belum sampai mereka...